Sabtu, 19 Oktober 2013

LADY GAGA "Dijadikan Mata Kuliah di Amrik"


[1] Sosok penyanyi yang satu ini memang unik dan penuh [2] kontroversi. Yup, siapa lagi [3] kalo bukan Lady Gaga. Konsernya di beberapa negara Asia mengundang banyak protes, termasuk di Indonesia yang terancam batal. Walaupun pihak promotor masih mengusahakan dapat [4] ijin dari pihak kepolisian dan optimis konser tetap bisa terselenggara pada 3 Juni nanti di Senayan, Jakarta, tetap aja banyak fansnya yang masih [5] harap-harap cemas apakah penyanyi idola mereka benar-benar bisa bisa tampil di sini.

Di Amerika Serikat sendiri, Gaga juga banyak menarik perhatian dan dianggap menyimpan banyak hal menarik. [6] Saking menariknya, penyanyi ini sampai dijadikan salah satu mata kuliah di Universitas South Carolina. Seperti [7] dilansir dari Contactmusic, pembahasan dalam mata kuliah yang diberi nama ‘Lady GaGa and the Sociology of Fame’ ini ternyata [8] nggak [9] main-main.

Ada banyak kajian mendalam dan ilmu yang bisa dipelajari dari penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini. Menurut salah satu dosen di kampus tersebut, Profesor Daflem, mata kuliah ini jelas bukan mengajarkan tentang musik dan gaya pakaian artis kelahiran 26 tahun tersebut, tapi lebih fokus pada elemen-elemen sosial yang ada di balik ketenaran Gaga.

“Jadi ini bukan kuliah Lady Gaga, tapi sosiologi, dan ini bukan saja tentang Lady GaGa, melainkan tentang budaya ketenaran sebagaimana [10] dicontohkan oleh kasus Lady Gaga,” terang sang professor. Meski lebih fokus pada aspek-aspek seperti budaya gay, tema agama, dan politik, jenis kelamin, gender, seksualitas dan kota New York, tapi pengetahuan music Gaga juga bukan hal yang berguna dalam mata kuliah ini. Pengetahuan seni yang dimiliki pelantun Born This Way tersebut juga terbukti mampu menunjang mata kuliah ini.

Sebelum menempuh mata kuliah ini, mahasiswa wajib menguasai [11] poin esensial dari sosiologi musik yang dikemukakan Max Weber. Fakta ini jelas [12] ironis dengan apa yang terjadi saat ini. Ketika Amerika menjadikan Gaga sebagai salah satu acuan dasar kajian ilmu dan menganggapnya dari sisi positif, negara-negara lain termasuk Indonesia justru menolak keras segala sesuatu tentang Gaga termasuk segala aktivitas dan kampanye-kampanyenya tersebut, yang setidaknya [13] mengindikasikan [14] kalo doi bukan pemuja setan!


Referensi : Majalah Gaul Edisi 21, Tahun XI, 28 Mei – 3 Juni 2012, Hal. 14

Minggu, 28 April 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Definisi 

Pengambilan keputusan adalah proses-proses manajerial yang secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting dari pada manajer secara individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Dan proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital system organisasi formal dan mempunyai implikasi yang sangat penting terhadap perilaku organisasional. 

Menurut Herbert A. Simon, Pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas 3 langkah utama, yaitu : 
  1. Kegiatan Intelijen, menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan. 
  2. Kegiatan Desain, tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan. 
  3. Kegiatan Pemilihan, pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia. 
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Pengambilan keputusan meliputi : 
  1. Proses pencarian/penemuan tujuan 
  2. Formulasi tujuan 
  3. Pemilihan alternatif 
  4. Mengevaluasi hasil-hasil 
Jenis-Jenis Keputusan Organisasi 

Pengambilan keputusan sangat penting dalam organisasi, karena pengambilan keputusan dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam organisasi dan mencari pemecahan masalahnya. Seorang manajer dapat mengambil keputusan dengan keterlibatan penuh dari bawahan meskipun demikian manajer harus bertanggungjawab terhadap hasil dicapai dari sebuah keputusan. Ada beberapa jenis keputusan yang dapat dilakukan oleh seorang pada sebuah organisasi,yaitu: 
  1. Keputusan penyelesaian masalah (Problem Solving Decision). Pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. 
  2. Keputusan berdasarkan intuisi (Intuitive Decision). Keputusan ini diambil berdasarkan perasaan atau intuisi seseorang, biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. 
  3. Keputusan mengatasi konflik (Conflict Decision). Keputusan ini diambil dengan tujuan agar konflik yang timbul tidak berujung pada pertikaian dan tidak menimbulkan dampak negative bagi organisasi/perusahaan. 
  4. Keputusan strategik (Strategic Decision). Keputusan ini diambil dengan tujuan agar suatu organisasi/perusahaan bisa menyelesaikan dan mengatasi konflik yang timbul kapanpun. 
  5. Keputusan kreatif (Creative Decision). Apabila suatu masalah sering terjadi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan bisnis, perlu diambil sebuah keputusan yang bersifat tuntas, kreatif dan inovatif sehingga permasalahan tersebut tidak terjadi lagi. 
  6. Tanpa keputusan atau keputusan diam (Silent Decision) . Dengan tidak mengambil langkah atau tindakan dan justru memilih diam sebenarnya keputusan sudah diambil dan jenis keputusan ini disebut keputusan diam. Biasanya keputusan ini diambil karena : 
            a. Menungggu apa yang akan terjadi 

            b. Melihat reaksinya 

            c. Tidak mau mengikuti arus atau emosi yang muncul 

            d. Membiarkan itu terjadi 

Terdapat 2 bentuk pengambilan keputusan pada sebuah organisasi : 

1. Pengambilan keputusan terprogram. 

    Keputusan yang diambil untuk menangani masalah yang rutin dan berulang-ulang. 

2. Pengambilan keputusan tidak terprogram 

   Keputusan yang bersifat baru dan tidak terstruktur, diperlukan pada situasi permasalahan yang unik dan    komplek. Butuh kreativitas, intuisi, toleransi, pemecahan masalah secara kreatif. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan 

Ivancevich dan Matteson dalam buku Organizational Behavior and Management menyatakan tentang sejumlah faktor perilaku yang mempengaruhi beberapa proses pengambilan keputusan (seperti rasional, administrative dan intuisi). Terdapat 4 faktor yang memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pengambilan keputusan yaitu : 

1. Values 

Dalam konteks pengambilan keputusan, nilai-nilai bisa dijadikan tuntutan yang digunakan oleh seseorang ketika dikonfrontasikan dengan sebuah situasi pada sebuah pilihan yang dibuat. Pengaruh nilai-nilai dalam proses pembuatan keputusan antara lain : 

a. Pada menetapkan tujuan 

b. Pada mengembangkan alternative 

c. Pada pemilihan sebuah alternative 

d. Pada implementasi sebuah keputusan 

e. Pada tahap evaluasi dan pengawasan 

2. Propensity for Risk 

Seorang yang berpengalaman dalam membuat keputusan mempunyai kecendrungan untuk mengambil risiko. Ini merupakan sebuah pengaruh kuat kepribadian yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Seorang pembuat keputusan mempunyai kemampuan yang rendah untuk menghindar dari risiko pada waktu akan menetapkan tujuan berbeda, mengevaluasi alternative yang berbeda, sedangkan dalam membuat keputusan lainnya pembuat keputusan akan mempunyai kemampuan menghindari risiko tinggi pada situasi yang sama. 

3. Potensial for Dissonance 

Sebagian besar perhatian difokuskan pada kekuatan dan pengaruh yang mempengaruhi pembuat keputusan sebelum keputusan dibuat dan pada keputusannya sendiri. Ketika ketidaksesuaian yang terjadi tentu bisa dikurangi dengan mengakui bahwa sebuah kesalahan sudah dibuat. Pada umumnya banyak individu yang telah membuat keputusan yang salah dan lebih menyukai melakukan hal-hal sebagai berikut : 

a. Mencari informasi yang mendukung keputusan mereka yang bijak 

b. Secara selektif merasakan informasi dalam sebuah jalan mendukung keputusan mereka 

c. Mengadopsi pandangan yang menguntungkan 

d. Meminimalkan aspek negative yang penting pada keputusan dan membesarkan aspek positif yang penting dalam keputusan 

4. Escalation of Comitment 

Menganai sebuah peningkatan komitmen pada sebuah keputusan sekarang ketika seseorang membuat keputusan rasional. Sikap bertahan dalam membuat sebuah keputusan dalam berhubungan walaupun kejadian dan fakta disekitarnya tidak mendukung dapat juga dikatakan sebagai eskalasi komitmen. 

Daftar Pustaka 
  1. James L. Gibson – John M. Ivancevich – James H. Donnelly Jr., 2000, Organizations: Bahavior, Structure and Processes, Burr Rdge, Irwin/McGraw-Hill. 
  2. John M. Ivancevich – Michael T. Matteson, 2001, Organizational Behavior and Management, Burr Rdge, Irwin/McGraw-Hill. 
  3. Jerald Greenberg, 2004, Managing Bahvior in Organizations, Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall. 
  4. Gambaran Proses Tipe dan Gaya Pengambilan Keputusan, http://suryaerlangga.com/gambaran-proses-tipe-dan-gaya-pengambilan-keputusan.html, 28 Apr 2013, 7:18PM.
  5. Peran Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Organisasi, http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi, 28 Apr 2013, 7:19PM.

Sabtu, 06 April 2013

PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Manusia didalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada two way communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. 

Komunikasi Organisasi 

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasansebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal. Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. 

Organisasi dan Komunikasi 

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. 
  • Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. 
  • Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. 
Sedangkan untuk istilah komunikasi (communication) berasal dari Bahasa Latin communicatus yang berarti ”berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. 

Komunikasi Organisasi 

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. 
  • Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya adalah memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. 
  • Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989:214). 
Tujuan komunikasi dalam organisasi 

Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara karyawan kepada atasan. Hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa dilepaskan dari budaya paternalistik yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah memberikan kepada bawahannya untuk bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan bersifat formal dimana adanya struktur organisasi yang jauh antara atasan dengan bawahan. Sehingga konsekuensi dari perilaku ini bahwa para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar (Robbins, 2002). Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja. Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misal konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama dan juga kepuasan kerja. Mengingat yang bekerjasama dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan merupakan sekelompok sumber daya manusia dengan berbagai karakter, maka komunikasi yang terbuka harus dikembangkan dengan baik. Dengan demikian masing-masing karyawan dalam organisasi mengetahui tanggung jawab dan wewenang masing masing. Karyawan yang mempunyai kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya. 

Daftar Pustaka 

1. Everett M. Rogers, Communication in Organization, 1982 

2. Robert Bonnington, Modern Business: A Systems Approach, 1986 

3. Pengarang : Kompas
    Judul         : Pengertian Komunikasi
    Waktu : 19 December 2012 pkl. 00:48 

4. Pengarang : Wikipedia 
    Judul         : Komunikasi Organisasi 
    Waktu      : 31 Maret 2013 pkl. 02.59

Jumat, 25 Januari 2013

TOKOH PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA

Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara, dilahirkan pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ia berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), ia meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Ia kemudian menulis untuk berbagai surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express dan Utusan Hindia. Ia tergolong penulis tangguh pada masanya; tulisan-tulisannya sangat tegar dan patriotik serta mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain menjadi seorang wartawan muda RM Soewardi juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, ini terbukti di tahun 1908 dia aktif di Budi Oetama dan mendapat tugas yang cukup menantang di seksi propaganda.

Perkenalannya dengan Dr. Danudirdja Setyabudhi (F.F.E Douwes Dekker), dr. Cipto Mangunkusumo dan Abdul Muis melahirkan gagasan baru untuk mendirikan partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia, yakni Indische Partij. Partai yang berdiri pada tahun 1912 ini memiliki keyakinan bahwa nasib masa depan penduduk Indonesia terletak di tangan mereka sendiri, karena itu kolonialisme harus dihapuskan. Namun sayang, status badan hukumnya ditolak oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

Mereka bertiga kemudian membentuk Komite Bumiputera, sebuah organisasi tandingan dari komite yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda. Bersamaan dengan itu, RM Suwardi kemudian membuat sebuah tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang menyindir ketumpulan perasaan Belanda ketika menyuruh rakyat Indonesia untuk ikut merayakan pembebasan Belanda dari kekuasaan Perancis.

Tulisan yang dimuat dalam koran de Express milik Dr. Douwes Dekker ini dianggap menghina oleh Pemerintah Belanda sehingga keluar keputusan hukuman bagi beliau untuk diasingkan ke Pulau Bangka. Usaha pembelaan yang dilakukan Dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo tidak membawa hasil, bahkan mereka berdua terkena hukuman pengasingan juga. Karena menganggap pengasingan di pulau terpencil tidak membawa manfaat banyak, mereka bertiga meminta kepada Pemerintah Belanda untuk diasingkan ke negeri Belanda. Pada masa inilah kemudian RM Suwardi banyak mendalami masalah pendidikan dan pengajaran di Belanda hingga mendapat sertifikasi di bidang ini.

Setelah pulang dari pengasingan, RM Suwardi bersama rekan-rekan seperjuangan mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut atau Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Perguruan itu bercorak nasional dan berusaha menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa anak didik. Pernyataan asas dari Taman Siswa berisi 7 pasal yang memperlihatkan bagaimana pendidikan itu diberikan, yaitu untuk menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung jawab, agar anak-anak berkembang merdeka dan menjadi serasi, terikat erat kepada milik budaya sendiri sehingga terhindar dari pengaruh yang tidak baik dan tekanan dalam hubungan kolonial, seperti rasa rendah diri, ketakutan, keseganan dan peniruan yang membuta. Selain itu anak-anak dididik menjadi putra tanah air yang setia dan bersemangat, untuk menanamkan rasa pengabdian kepada bangsa dan negara. Dalam pendidikan ini nilai rohani lebih tinggi dari nilai jasmani.

Pada tahun 1930 asas-asas ini dijadikan konsepsi aliran budaya, terutama berhubungan dengan polemik budaya dengan Pujangga Baru. Selain mencurahkan dalam dunia pendidikan secara nyata di Tamansiswa, RM Suwardi juga tetap rajin menulis. Namun tema tulisan-tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan. Tulisannya yang berisi konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan jumlahnya mencapai ratusan buah. Melalui konsep-konsep itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Pemerintah Belanda merintangi perjuangannya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi beliau dengan gigih memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu dapat dicabut. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Suwardi Suyaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara, dan semenjak saat itu beliau tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Dalam zaman Pendudukan Jepang, kegiatannya di bidang politik dan pendidikan tetap dilanjutkan.

Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) di tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan di samping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Setelah zaman kemedekaan, Ki Hajar pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Pada tahun 1957, Ki Hajar menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Beliau meninggal dunia pada 26 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Guna menghormati nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan nasional, Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1959 menetapkan beliau sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dan tanggal kelahirannya kemudian dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Pihak penerus Perguruan Taman Siswa, sebagai usaha untuk melestarikan warisan pemikiran beliau, mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Dalam museum terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hajar sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hajar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Ki Hajar Dewantara memang tidak sendirian berjuang menanamkan jiwa merdeka bagi rakyat melalui bidang pendidikan. Namun telah diakui dunia bahwa kecerdasan, keteladanan dan kepemimpinannya telah menghantarkan dia sebagai seorang yang berhasil meletakkan dasar pendidikan nasional Indonesia.

Ada 3 Prinsip Dasar Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara adalah :

1. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin harus menjadi contoh bagi anak buahnya.

2. Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.

3. Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.

Ketiga prinsip tersebut, ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, perlu dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingan.

Ing ngarsa sung tulada
Sebagai pemimpin, terkadang kita perlu berdiri di depan dan memimpin pasukan. Ini penting, terutama jika pasukan kita terdiri dari orang-orang yang kurang berpengalaman. Cara paling mudah memimpin pasukan adalah menjadi teladan dan cara paling mudah menjadi teladan adalah practice what you preach. Menjalankan yang Anda kotbahkan.

Ing madya mangun karsa

Karsa artinya kemauan, kehendak atau niat. Dalam beberapa artikel, karsa sering di salah-artikan sebagai prakasa atau ide. Dan, tentu saja, karsa berbeda dengan prakarsa.

Terkadang, sebagai pemimpin, kita perlu ditengah-tengah membangun pasukan dan berjuang bersama anak buah. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika anak buah Anda belum terlalu mengerti tugas dan kewajibannya dan mereka sedang menghadapi pekerjaan sulit. Anda pelu membiarkan mereka melakukan sendiri, tetapi dengan membangun jiwa mereka, agar semangat dan motivasi mereka tetap membara. Di tengah-tengah mereka, Anda menjadi motivator yang membangun semangat. Presiden Soekarno sangat hebat dalam hal ini.

Tut wuri handayani
Ketiga, pasukan Anda sudah mampu melakukan pekerjaan mereka. Kini tugas sudah lebih mudah. Anda perlu step back dan berdiri dibelakang memberikan dorongan dan coaching. Biarkan mereka bertugas dan tugas Anda, mengamati hasil pekerjaan mereka.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara

http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/kelebihan-dan-kekurangan-pandangan-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/05/23/3-prinsip-dasar-kepemimpinan-ki-hajar-dewantara-459284.html


 

YESSY OKTAVYANTHI Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template