Sabtu, 19 Oktober 2013

LADY GAGA "Dijadikan Mata Kuliah di Amrik"


[1] Sosok penyanyi yang satu ini memang unik dan penuh [2] kontroversi. Yup, siapa lagi [3] kalo bukan Lady Gaga. Konsernya di beberapa negara Asia mengundang banyak protes, termasuk di Indonesia yang terancam batal. Walaupun pihak promotor masih mengusahakan dapat [4] ijin dari pihak kepolisian dan optimis konser tetap bisa terselenggara pada 3 Juni nanti di Senayan, Jakarta, tetap aja banyak fansnya yang masih [5] harap-harap cemas apakah penyanyi idola mereka benar-benar bisa bisa tampil di sini.

Di Amerika Serikat sendiri, Gaga juga banyak menarik perhatian dan dianggap menyimpan banyak hal menarik. [6] Saking menariknya, penyanyi ini sampai dijadikan salah satu mata kuliah di Universitas South Carolina. Seperti [7] dilansir dari Contactmusic, pembahasan dalam mata kuliah yang diberi nama ‘Lady GaGa and the Sociology of Fame’ ini ternyata [8] nggak [9] main-main.

Ada banyak kajian mendalam dan ilmu yang bisa dipelajari dari penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini. Menurut salah satu dosen di kampus tersebut, Profesor Daflem, mata kuliah ini jelas bukan mengajarkan tentang musik dan gaya pakaian artis kelahiran 26 tahun tersebut, tapi lebih fokus pada elemen-elemen sosial yang ada di balik ketenaran Gaga.

“Jadi ini bukan kuliah Lady Gaga, tapi sosiologi, dan ini bukan saja tentang Lady GaGa, melainkan tentang budaya ketenaran sebagaimana [10] dicontohkan oleh kasus Lady Gaga,” terang sang professor. Meski lebih fokus pada aspek-aspek seperti budaya gay, tema agama, dan politik, jenis kelamin, gender, seksualitas dan kota New York, tapi pengetahuan music Gaga juga bukan hal yang berguna dalam mata kuliah ini. Pengetahuan seni yang dimiliki pelantun Born This Way tersebut juga terbukti mampu menunjang mata kuliah ini.

Sebelum menempuh mata kuliah ini, mahasiswa wajib menguasai [11] poin esensial dari sosiologi musik yang dikemukakan Max Weber. Fakta ini jelas [12] ironis dengan apa yang terjadi saat ini. Ketika Amerika menjadikan Gaga sebagai salah satu acuan dasar kajian ilmu dan menganggapnya dari sisi positif, negara-negara lain termasuk Indonesia justru menolak keras segala sesuatu tentang Gaga termasuk segala aktivitas dan kampanye-kampanyenya tersebut, yang setidaknya [13] mengindikasikan [14] kalo doi bukan pemuja setan!


Referensi : Majalah Gaul Edisi 21, Tahun XI, 28 Mei – 3 Juni 2012, Hal. 14
 

YESSY OKTAVYANTHI Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template