Sekilas tentang Softskill
Softskill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Softskill adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun, softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal. Yang dimaksud softskill personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai softskill personal. Kemudian yang dimaksud softskill inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain. Contohnya, kita dapat berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.
Beberapa definisi softskill :
Menurut Elfindri dkk (2011: 67)
Softskills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai softskill membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual.
Mnurut Elfindri dkk (2011: 175)
Berpendapat bahwa softfkill adalah semua sifat yang menyebabkan berfungsinya hardskill yang dimiliki. Softskill dapat menentukan arah pemanfaatan hardskill. Jika seseorang memilikinya dengan baik, maka ilmu dan keterampilan yang dikuasainya dapat mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi pemiliknya dan lingkungannya. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki softskill yang baik, maka hardskill dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Sedangkan menurut Iyo Mulyono (2011: 99)
Softskill merupakan komplemen dari hardskill. Jenis keterampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang, dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu.
Menurut Aribowo sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008: 17)
Softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut softskill, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskill ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya softskill merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan hardskill. Keberadaan antara hardskill dan softskill sebaiknya seimbang, seiring, dan sejalan.
Peranan Softskill dalam Dunia Kerja
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual.
Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru keterampilan teknis (hardskill) lebih mudah diseleksi berdasarkan daftar riwayat hidup, indeks prestasi, pengalaman kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkan softskill dievaluasi berdasarkan psikotest dan wawancara mendalam. Hasil dari psikotest tersebut akan digunakan perusahaan untuk menempatkan karyawan di posisi yang tepat. Saat ini, semua perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara hardskill dan softskill untuk semua posisi karyawan. Pendekatan hardskill dianggap sudah tidak efektif, percuma saja jika hardskill baik tapi softskill-nya buruk. Perusahaan akan lebih memilih calon karyawan yang memiliki kepribadian dan karakter lebih baik walaupun tidak ditunjang hardskill yang mumpuni. Alasannya jelas, karena melatih keterampilan teknis jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter seseorang. Dengan kata lain, hardskill merupakan faktor penting bagi manusia dalam bekerja, tetapi keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh softskill yang lebih baik.
Pentingnya peranan Softskill bagi saya
Dalam dunia kerja, saat ingin melamar pekerjaan calon karyawan perlu untuk mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hardskill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan kemudian diimbangi dengan softskill sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan. Keterampilan softskill dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial). Di beberapa perusahaan, keterampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Untuk itu seorang lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki kompetensi hardskill dan softskill. Kompetensi hardskill merupakan penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan kompetensi softskill merupakan kemampuan mengatur dirinya sendiri dan orang lain. Dalam dunia kerja, sebuah profesi dituntut memiliki hard skill yang berbeda-beda. Softskill merupakan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh semua orang, apapun profesinya. Oleh karena sangatlah penting peranan softskill dalam dunia kerja terutama untuk mahsiswa yang akan bersaing dalam dunia pekerjaan. Kunci untuk keberhasilan seseorang dalam dunia kerja adalah softskill yang baik dan saya memilih matakuliah Etika & Profesionalisme dan Ilmu Sosial & Budaya Dasar sebagai pondasi penerapan softskill saya.
Pertama, menurut saya Softskill Etika & Profesionalisme perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan kita dan orang lain yang dapat terjalin dengan baik secara langsung maupun secara bersamaan. Sikap kritis terhadap pandangan-pandangana dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab kita terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial sangat diperlukan dalam dunia pekerjaan. Dan etika yang paling dibutuhkan saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga1. Sikap terhadap sesama
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika ideologi
Manfaat Etika yang diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
Selain itu pentingnya profesionalisme dibutuhkan dalam suatu organisasi yang memerlukan anggota-anggota atau pegawai-pegawai yang profesional dibidangnya masing-masing. Dengan adanya profesionalisme ini mereka dapat memunculkan inovasi-inovasi yang brilian yang tentunya dapat memajukan organisasi tersebut.
Kedua, menurut saya Softskill Ilmu Sosial & Budaya Dasar dalam dunia kerja sangat dibutuhkan karena sosial dan budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan dan manfaat sosial dan budaya dasar untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Manfaat dari penerapan Sosial & Budaya Dasar yang baik :
1. Meningkatkan jiwa gotong royong
2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Meningkatkan rasa kekeluargaan
6. Membangun komunikasi yang lebih baik
7. Meningkatkan produktivitas kerja
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
Dengan softskill kedua Softskill yang saya pilih dan yang akan terus saya terapkan saat saya bekerja maka saya cocok bekerja di bidang Humas karena pada bidang Humas di suatu Perusahaan memiliki fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur suatu individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan publik, dan nmerencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian dan dukungan public.
1. Meningkatkan jiwa gotong royong
2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Meningkatkan rasa kekeluargaan
6. Membangun komunikasi yang lebih baik
7. Meningkatkan produktivitas kerja
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll.
Dengan softskill kedua Softskill yang saya pilih dan yang akan terus saya terapkan saat saya bekerja maka saya cocok bekerja di bidang Humas karena pada bidang Humas di suatu Perusahaan memiliki fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur suatu individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan publik, dan nmerencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian dan dukungan public.
Dalam suatu perusahaan, Humas (Hubugan Masyarakat) adalah profesi yang memegang kendali agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Humas dianggap menjadikan perusahaan menjadi lebih baik karena dalam kinerjanya, ia harus bisa membangun citra perusahaan tersebut agar penilaian orang terhadap perusahaan tersebut positif.
Pekerjaaan Humas perusahaan bukan saja mengumpulkan artikel, dan terkesan ‘omong doang’, namun dalam pekerjaannya kita harus melakukan hal-hal penting seperti survey tempat, dan melakukan evaluasi tentang apa yang kita lakukan. Jika memang terdapat suatu kesalahan pahaman masyarakat tentang perusahaan tempat dimana humas itu bekerja, maka saya harus bisa mengakali dengan cara apapun untuk mengembalikan citra perusahaan tersebut.
Pekerjaan Humas sangat erat kaitannya dengan pers. Apalagi Humas perusahaan. Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya ‘asal mencari berita’ biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik, namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.
Humas perusahaan harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, apalagi di zaman yang semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).
Dengan banyaknya perusahaan, maka persaingan makin ketat. Peran humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan opini dan penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas juga harus bisa membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu pekerjaan humas tidak terlepas dari two way communication (Komunikasi dua arah).
Pekerjaan humas tentu saja tidak terlepas dari prinsip komunikasi, yaitu menciptakan suatu komunikasi yang efektif. Keefektifan suatu komunikasi baru akan tercapai bila timbulnya saling pengertian antara komunikasi dan komunikator, atau bisa dikatakan timbulnya persepsi yang sama tentang memaknai suatu hal.
Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra perusahaan tersebut, karena perusahaan akan mempunyai citra yang baik, jika humasnya pun baik.