Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun 1982, Undang-Undang Hak Cipta No. 7 Thun 1987, dan Undang-Undang Hak Cipta No. 12 Tahun 1997.
Menurut Pasal 2 Ayat (2) UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menyatakan bahwa Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas sinematografi dan Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersil.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelu mengutip/mengkopi hasil karya orang lain. Menurut Pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menyatakan bahwa: “Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:
penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusun laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta;
pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar negeri;
pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan
i) ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau
ii) pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta;
perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam huruf braile guna keperluan tuna netra, kecuali jika Perbanyakan itu bersifat komersial;
perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer secara terbatas dengan cara atau alat apapun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;
pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh Pemilik Program Komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.”
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas maka tata cara mengutip atau mengkopi hasil karya orang lain antara lain sebagai berikut:
setiap pengambilan atau pengutipan Ciptaan pihak lain sebagian maupun seluruhnya harus mencatumakan sumbernya jika tujuan pengambilan tersebut untuk keperluan seperti yang disebutkan pada pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 di atas. Namun jika tujuannya untuk keperluan di luar yag ditentukan oleh pasal tersebut seperti komersialisasi atau mencari keuntungan, maka kita perlu mendapatkan persetujuan dari Pemegang Hak Cipta dengan ketentuan yang sudah diatur oleh undang-undang.
Pemilik suatu Program Komputer (bukan Pemegang Hak Cipta Program Komputer) dibolehkan membuat salinan Program Komputer yang dimilikinya tersebut untuk dijadikan cadangan, jika digunakan untuk keperluan sendiri, bukan untuk komersialisasi atau mencari keuntungan. Hal ini sudah diterapkan dalam pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 huruf g.
Pelanggaran terhadap UU Hak Cipta Program Komputer akan dikenai sanksi atau hukuman. Hal ini sudah ditetapkan pada Pasal 72 Ayat (1), (2), (3) UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 yang berbunyi:
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling sedikit satu bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 atau pidana paling lama tujuh tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00.
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00.
Barangsiapa dengan sengja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00.
0 comments:
Posting Komentar